Nama : Dedek rahlem
Nim : 1206136606
Mk : prak.SSK
Kayu damar
Damar (Lat.: Agathis dammara (Lambert) L.G. Rich.). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Termasuk suku Araucariaceae Latj. Tinggi pohon ± 58 m, diameter setinggi dada 1,7 m. Batang tegak, lurus, berbentuk silinder. Kulit bercak-bercak sampai bopeng, abu-abu cokelat. Pepagan putib, mengandung damar putih. Tajuk tebal, berbentuk seperti kerucut. Daun lebar, berbentuk lonjong sampai jorong, pipih. Buah lonjong sampai bulat. Terdapat di hutan primer pada ketinggian 100—1.500 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan cepat. Kayu ringan, kelas kekuatan IV, kelas keawetan III teras dan gubal kuning, cokelat sampai merah. Kayu dipakai sebagai bahan pembuat kertas, alat rumab tangga, alat olahraga, alat musik, dan kotak.
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Nama damar sendiri diambil karena pohon ini memproduksi kopla (getah) atau yang biasa kita sebut dengan “damar”. Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal (hasil olahan getah atau resin yang disadap dari batang damar). Nama kopal berarti juga “dupa” atau “setanggi”. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Kegunaan getah damar antara lain sebagai bahan korek api, plastik, plester, vernis, lak, tinta cetak dan pelapis tekstil.
Pohon damar juga disukai sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago, Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar. Pohon Damar yang berada dilingkungan Situ Gunung, telah ditanam oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar 80 tahun yang lalu. Pohon-pohon tersebut tampak menjulang dengan batang yang besar.
Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal. Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit (pepagan) atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebut kopal galian
Pada masa lalu resin damar terutama dihasilkan dari tegakan-tegakan alam di Maluku dan Sulawesi. Kini kopal juga dihasilkan dari hutan-hutan tanaman Perhutani di Jawa.
Kayu damar berwarna keputih-putihan, tidak awet, dan tidak seberapa kuat. Di Bogor dan di Sulawesi Utara, kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan yang digunakan di bawah atap. Kerapatan kayunya berkisar antara 380–660 kg/m³. Kayu damar diperdagangkan di Indonesia dengan nama kayu agatis.
Pohon damar juga disukai sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago, Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar.
Taksonomi Agathis masih belum mantap. Sejauh ini A. dammara dianggap sinonim dari A. celebica, dan dipisahkan dari A. alba (sinonim A. borneensis). Di masa lalu, jenis-jenis ini saling tercampur atau dianggap sebagai sinonim. Akan tetapi ada pula pakar yang menganggap taksa-taksa itu sebagai variasi di bawah spesies.
Nama damar (lihat pula: Damar (disambiguasi)) digunakan pula untuk menyebut resin yang dihasilkan oleh jenis-jenis Shorea, Hopea, dan beberapa spesies dipterokarpa lainnya. Sementara, resin pohon damar disebut kopal.
Nama kayu damar digunakan dalam perdagangan untuk menyebut kayu yang dihasilkan oleh jenis-jenis Araucaria. Sementara kayu pohon damar diperdagangkan sebagai kayu agatis.
Nama-nama lokal A. dammara di antaranya adalah damar raja, kisi (Buru), salo (Ternate), dayungon (Samar). Juga ki damar (Sunda), dama, damaa, damah, damahu, rama, marama puti (aneka bahasa di Sulut), koano, kolano, moleauno (Halmahera), dan lain-lain.
Kayu Damar dan Karakteristiknya
Damar atau agathis borneensis, adalah tanaman kayu asli Indonesia yang tersebar di pulau adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua, dan termasuk dalam famili Araucariaceae. Penyebutan kayu damar berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, seperti kayu damar, damar putih, damar daging, damara, kayu cina, kayu raya, kayu solo. Pohon damar, selain menghasilkan kayu yang nilai jualnya cukup tinggi juga menghasilkan getah (kopal) atau orang-orang biasa menyebutnya damar. Getah tersebut sering dimanfaatkan sebagai cat, vernis spirtus, plastic, pelapis tekstil hingga bahan water proofing.
Ciri umum kayu damar, yang meliputi :
a. Warna
Warna kayu teras putih kekuning-kuningan sampai kuning jerami, kadang-
kadang agak merah jambu, lambat laun berubah menjadi coklat emas, sedangkan
kayu gubal berwarna putih juga dan tidak jelas warnanya dengan kayu teras
b. Corak
Umumnya polos, tetapi kadang-kadang dijumpai jalur-jalur berwarna
gelap dan terang bergantian pada bidang longitudinal. Bintik-bintik berwarna
coklat yang ditimbulkan oleh jari-jari lebih tegas tampak pada bidang radial.
c. Tekstur
Tekstur kayu sangat halus dan rata.
d. Arah serat
Arah serat kayu ini lurus.
e. Kilap
Permukaan kayu kebanyakan mengkilap
f. Kekerasan
Kekerasan kayu damar agak lunak sampai agak keras, agak ringan dan sampai agak berat.
g. Kesan raba
Permukaan kayu umumnya licin
h. Habitat
Kayu damar dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian diatas 400 mdpl, dengan kondisi tanah yang subur dan curah hujannya berkisar 3000-4000 mm per tahun. Pohon ini tidak tahan dengan musim panas.
Tajuk pohon damar mencapai tinggi 45 meter, diameter lebih kurang 200 cm tetapi biasanya kurang, batas bebas cabang. Tidak ada akar papan, batang lurus bulat, tidak melilit/berputar, biasanya tidak bercabang, tajuk bentuk kerucut sempit, kulit 1-1,5 cm tebalnya, mengandung banyak damar, tanpa alur memanjang, sedikit mengelupas, kelupasan-kelupasan berbentukkepingan bulat tebal. Kayu damar termasuk jenis kayu yang mudah untuk digergaji atau dikerjakan, dan apabila diserut, maka permukaannya akan licin dan halus. Kayu damar dapat divernis dan setelah didempul dapat dipelitur sampai mengkilap.
2. Manfaat Kayu Damar
Kayu damar banyak digunakan sebagai perabot rumah tangga, bangunan kapal (tiang layar), panel, barang bubutan, kayu bentukan, pembungkus, cetak mesin; lebih khusus untuk papan dan mistar Gambar, kotak dan batang korek api, pensil, seprator baterai komponen kas piano, kaki palsu, kotak mentega, vinir untuk kayu lapis dekoratif, kertas bungkus, kertas tulis, kertas cetak dan pulp rayon.
Selain hal diatas, pohon damar dapat dimanfatkan sebagai peneduh taman dan tepi jalan karena tajuknya yang tegak meinggi dan percabangannya tidak terlalu lebar, seperti yang dapat dijumpai di sepanjang jalan Dago, Bandung. Dalam bangunan kayu damar digunakan sebagai papan yang digunakan di bawah atap, hal ini dikarenakan sifatnya yang tidak terlalu kuat dan tidak awet. Kayu damar juga dapat dimanfaatkan sebagai panel-panel di dalam rumah, rangka kayu dan jendela, mebel untuk site furniture, pagar rumah, pergola, bahkan bangku taman sekalipun.
3. Harga Kayu Damar
Sudah sewajarnya kita mengetahu harga suatu bahan yang akan kita gunakan dalam membuat bangunan ataupun site furniture, Bukan berarti bahan yang mahal selalu dapat fungsional, bahan yang murah pun dapat berguna apabila penggunaanya memenuhi fungsi yang ada. Oleh karena itu, dilampirkan tabel harga jual dari kayu damar menurut ketetapan dari perum perhutani agar bisa menjadi pedoman sewaktu kita membeli kayu damar. Namun biasanya, harga di masing-masing daerah bisa berbeda.
Nama pohon damar tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Pohon dengan ciri-ciri berbatang tinggi tegak dan daunnya hijau sepanjang tahun ini biasa kita temui sebagai tanaman penghijauan karena memiliki daun hijau yang rimbun ataupun tanaman hias karena selain rimbun, pohon-pohon tersebut sekilas terlihat indah jika terdapat dalam satu barisan. Pohon damar merupakan anggota genus Agathis yang terdapat di dalam famili Araucariaceae. Famili tersebut telah hidup sejak zaman purba dan saat ini hanya memiliki tiga spesies yang masih bertahan hidup yaitu Araucaria, Agathis, dan Wollemia. Beberapa spesies Agathis (termasuk spesies dari dua genus lainnya) merupakan tumbuhan khas belahan bumi selatan seperti Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Hawaii bagian selatan. Spesies Agathis yang lebih sering dikenal dengan damar-damaran ini telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk keperluan hasil hutannya yang berupa kayu dan getah. Kayu damar dapat digunakan untuk industri kertas dan furniture, sementara itu getahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelitur. Akan tetapi, selain fungsinya sebagai tanaman ”paru-paru kota” dan komoditas penting untuk hasil hutannya, pohon damar juga mulai menarik perhatian para ilmuwan dalam hal pengembangan obat anti Alzheimer.
Penyakit alzheimer sendiri merupakan gangguan saraf di otak yang diakibatkan oleh penyumbatan aliran darah yang menuju ke otak. Disadari atau tidak, penyakit alzheimer adalah penyakit yang cukup banyak menyerang manusia di berbagai belahan dunia. Gejala-gejala penyakit ini diantaranya adalah gangguan memori yang mempengaruhi keterampian dalam bekerja, kesulitan bericara dan berbahasa, kesulitan berpikir abstrak, dan perubahan kepribadian. Penyumbatan aliran darah tersebut disebabkan oleh akumulasi protein amiloid beta peptida yang dihasilkan dari pembelahan senyawa beta amiloid yang merupakan prekursornya. Pembelahan ini terjadi karena adanya aktivitas enzim beta sekretase. Oleh karena itu, penemuan inhibitor aktivitas enzim beta sekretase dapat menjadi suatu alternatif dalam hal pengembangan obat penyakit alzheimer.
Salah satu senyawa alam yang telah diuji aktivitasnya sebagai inhibitor enzim beta sekretase adalah kelompok biflavonoid. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sasaki dkk. (2010) di Jepang bersama peneliti dari Kimia Organik Bahan Alam ITB, diperoleh data bahwa senyawa biflavonoid yang bernama amentoflavon (dan turunannya) memiliki aktivitas yang menarik sebagai inhibitor aktivitas enzim beta sekretase. Senyawa biflavonoid sendiri diketahui merupakan kandungan utama dari beberapa tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Pohon damar (spesies Agathis alba) adalah salah satu tumbuhan biji terbuka yang cukup banyak terdapat di Indonesia. Khan dkk. (1972) dari India melaporkan bahwa senyawa amentoflavon diketahui merupakan salah satu kandungan dari spesies Agathis alba yang tumbuh di Taiwan. Akan tetapi, kadar amentoflavon pada pohon damar tersebut juga diketahui masih sedikit (merupakan komponen minor).
Walaupun demikian, sangat dimungkinkan bahwa senyawa amentoflavon (dan turunannya) pada pohon damar yang tumbuh di Indonesia akan ditemukan dalam jumlah banyak karena produksi metabolit sekunder tertentu oleh tumbuhan dipengaruhi oleh aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam biosintesisnya, dan faktor lokasi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim ini. Indonesia memiliki banyak pohon damar (spesies A. dammara dan A. alba) yang tersebar di berbagai daerah. Selain sebagai anti alzheimer, amentoflavon juga dimungkinkan memiliki aktivitas lain yang menarik, diantaranya adalah anti-HIV seperti yang telah diuji oleh para peneliti dari Taiwan dan Amerika. Pada pengujian tersebut, amentoflavon menunjukkan aktivitas yang moderat. Akan tetapi, penambahan gugus-gugus fungsi tertentu dapat meningkatkan keaktifan senyawa amentoflavon, dan hal tersebut sangat mungkin terjadi dalam proses biosintesis yang terjadi di alam sehingga dihasilkan suatu senyawa turunan amentoflavon yang aktif sebagai anti-HIV. Jadi, pada pohon damar yang tumbuh di Indonesia sangat berpotensi untuk ditemukan senyawa alam untuk pengembangan obat anti alzheimer dan anti-HIV. Oleh karena itu, penelitian mengenai kandungan senyawa biflavonoid dari pohon damar yang tumbuh di Indonesia perlu terus dikembangkan guna penemuan senyawa obat baru sehingga dengan demikian nilai guna pohon damar dapat lebih ditingkatkan. Tidak hanya sebagai ”paru-paru kota” serta untuk keperluan kayu dan getahnya.
Genus Agathis, umumnya disebut damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri, adalah genus dari 21 spesies pohon yang berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae. Meskipun dahulunya menyebar luas selama periode Jurasik, sekarang mereka hanya ditemukan di daerah yang lebih kecil di belahan Bumi selatan. Pohon-pohon ini bercirikan batang yang sangat besar dan percabangan sedikit atau tidak pada beberapa bagian ke atas. Pohon muda biasanya berbentuk kerucut; hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih membulat atau tidak beraturan.
Kulit kayunya lembut dan berwarna abu-abu muda atau cokelat abu-abu, biasanya mengelupas menjadi serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang lebih tua. Struktur cabangnya seringkali horizontal, atau menaik saat lebih besar. Cabang paling bawah seringkali meninggalkan luka cabang melingkar bila mereka tanggal dari batang yang berada lebih di bawah.
Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar daripada daun tua, lebih atau kurang lancip, bermacam-macam bentuknya di antara spesies dari bentuk ovata (membulat telur) hingga lanceolata (panjang, lebar di tengah). Daun tua berlawanan, bentuk elips hingga linier, sangat kasar dan cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna merah tembaga, kontras dengan dedaunan musim sebelumnya yang biasanya hijau atau hijau-berserbuk.
Runjung serbuk sari jantan muncul biasanya hanya muncul pada pohon yang lebih besar setelah runjung biji muncul. Runjung biji betina biasanya berkembang pada anak cabang samping yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun. Bentuknya umumnya oval atau globe. Biji beberapa spesies diserang oleh ulat dari ngengat Agathiphaga, golongan ngengat yang termasuk paling primitif.
Penggunaan
Berbagai kauri memberikan beragam resin seperti kopal kauri, kopal Filipina, getah damar.
Kayu Agathis potongannya berpola lurus dan bermutu baik. Kayu itu umum digunakan pada pembuatan gitar rentang menengah, karena sifat resonansinya yang bagus, namun ongkos produksinya murah. Ia juga dipakai untuk beberapa papan permainan igo.
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Nama damar sendiri diambil karena pohon ini memproduksi kopla (getah) atau yang biasa kita sebut dengan “damar”. Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal (hasil olahan getah atau resin yang disadap dari batang damar). Nama kopal berarti juga “dupa” atau “setanggi”. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Kegunaan getah damar antara lain sebagai bahan korek api, plastik, plester, vernis, lak, tinta cetak dan pelapis tekstil.
Pohon damar juga disukai sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago, Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar. Pohon Damar yang berada dilingkungan Situ Gunung, telah ditanam oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar 80 tahun yang lalu. Pohon-pohon tersebut tampak menjulang dengan batang yang besar.
KESIMPULAN
Kayu damar sebagai salah satu kayu asli Indonesia sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk bahan bangunan dan site furniture, contohnya kayu damar dapat digunakan sebagai papan di bawah atap, kusen untuk pintu dan jendela, mebel, pagar rumah dsb. Kayu damar menjadi komoditi ekonomi yang cukup penting mengingat harga jualnya yang cukup mahal.
Kayu damar tegolong bukan kayu keras, dan memiliki tekstur yang halus, serta mengkilap, sehingga apabila di lihat dari unsur estetika, kayu damar akan terlihat indah apabila di gunakan sebagai bahan untuk site furniture, namun bukan untuk konstruksi bangunan yang ikut menahan beban tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMETAR YG BAIK YA